Cerita Seks. Aku adalah salah satu fans akubukanbangtoyib.blogspot.com,
aku terilhami untuk menulis pengalamanku ini karena ini adalah
pengalamanku yang luar biasa (bagiku). Sebelum aku menulis isi dari
cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini.
Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya
32-an, aku menambahkan "an" karena aku kurang tahu pasti besar
masing-masing bagian tubuhnya itu.
Kejadian itu terjadi di Denpasar
Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di
Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang
tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat
menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama,
kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar
jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku
endut-endutan. Wahh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di
kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua,
wuahh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk
istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
"Halo Tan, ada apa?"
"Kamu cepet dateng ya!" ucap tanteku.
"Sekarang?" tanyaku lagi.
"La iya-ya, masa besok, cepet yah!" ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.
Sesampainya di sana, kulihat
rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu
kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari
dalam. "Masuk aja Wa!" teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku
masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
"Tante dimana sih?" tanyaku dengan nada agak keras.
"Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!" sahut tanteku.
Sambil
menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah
TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku
selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku
memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya
itu loh, wuiihh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama
tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
"Sorry ya Wa, Tante lama."
"Oh, nggak papa Tante!" ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
"Oom kemana Tante?" tanyaku.
"Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali)," jawab tanteku.
"Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?" tanya tanteku lagi.
"Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih," jawabku.
"Eh
Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya
Tante takut kalo sendiri, ya Wa?" tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
"Tante kok nggak ikut?" tanyaku memancing.
"Males Wa," jawab tanteku enteng.
"Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?" tanyaku lagi.
"Mmm.. di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!" ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
"Oke deh!" sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
"Waa..! Dewaa..! udah mandi belum?" teriak tanteku memanggil.
"Bentar Tan!" jawabku.
Memang
saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku,
karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti
tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah
melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran
kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku,
"Gimana rasanya ya?" khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi
pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan
dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya
bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di
puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang
mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku.
Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!
"Sibuk ya Wa?" tanya tanteku sambil senyum manja.
"Eh.. mm.. so.. so.. sorry Tan, lupa ngunci," jawabku gugup.
Tapi
sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku.
Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm,
pokoknya "international size" deh.
"Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin."
"Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih," pikirku.
Lalu
aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga,
tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku
melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya
seksi sekali, terus aku bertanya,
"Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?" tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
"Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho," ujar tanteku.
"Emangnya Oom kenapa Tan?" tanyaku lagi.
Dalam
hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku
berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku
medengarkan cerita tanteku itu.
"Sebenernya Tante nggak begitu
bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga,
sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang
bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan
ranjang," ujar tanteku panjang lebar.
"Maksud Tante?" tanyaku lagi.
"Ya
ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak
begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?" tanya tanteku meyakinkan
aku.
"Ooo.." ucapku pura-pura tidak mengerti.
"Mmm.. Wa, mau nggak nolongin Tante?" tanya tanteku dengan nada memelas.
"Bantu apa Tan?" tanyaku lagi.
"Kan
hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi
terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?" tanya tanteku sembari
mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang
aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat
nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
"Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?" ucapku polos.
"Loh..! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa," jawab tanteku meyakinkan.
"Ya udah deh," ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
"Wow.. gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!" ujar tanteku mesra.
Lalu
kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang
kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku
dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan
mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. "Emf.. ehm.. mm.. gede banget
kemaluanmu Wa!" ujar tanteku.
Aku tidak terlalu mendengarkan
omongan tanteku, soalnya aku sudah "over" sekali. Lalu tanteku mulai
menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya
batang kemaluanku itu.
"Oh God!
Eh.. eh.. ehm.. e.. nak.. Tante.. terus Tan..!" ujarku merasakan
nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas
ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia
memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa
melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat
liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.
"Aaah.. Wa.. enak.. terus Wa.. terus jilat..!" erang tanteku
keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang
menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku
mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan
cairan kewanitaannya. "Oh Dewa.. Tante sayang kamu.. uh.. ka.. ka.. mu
ponakan Tante paling.. hee.. bat.. aah," puji tanteku sambil mengerang
merasakan nikmat.
Aku merasa bangga karena aku
masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia
terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang
kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya,
pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku
mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah
"over" tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.
Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari
puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir
kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit
saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi.
"Ooohh.. Waa.. Tante mau kee.. luu.. aar! Aaah..!" erang tanteku lagi
sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di
kemaluannya. "Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak
gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu."
Tubuhnya kutopang dengan tangan
kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari
sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya
tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang
kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk
batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.
"Egghmm.. terus Waa.. pelan tapi terus Wa.. egghhmm..!" desahan tanteku
begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang
perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku,
kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. "Aaahh.. Waa.. saakitt..
pelan-pelan.. aargghh.." teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak
percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang
kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan
perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu
akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. "Ah.. uh.. terus Wa..
enak sekali.. itu-mu gede sekali.. egghh.. lebih enak dari Oom-mu itu..
terus Waa.." erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai
mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat
dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang
kemaluanku mulai berdenyut,
"Tan.. saya mauu.. kelu.. arr.. nih..!"
"Di dalam aja Waa.. Tante.. juugaa.. mauu keeluaarr.. aarrgghh..!"
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh.. begitu nikmatnya.
Setelah itu kucabut batang
kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku
untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih
ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke
kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar,
tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia
kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama
oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku
jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas,
maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di
rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke
kost, aku hanya manggut-manggut senang saja. Demikianlah pengalamanku
dengan tante sendiri. Dan apabila ada tante-tante kesepian atau
wanita-wanita kesepian yang butuh seks, silakan hubungi aku lewat
e-mail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar