Akibat terlalu banyak membaca cerita stensilan dan
cerita dewasa di internet serta ditambah lagi dengan sajian video porno,
maka persepsi orang terhadap seks jadi berubah. Salah satu yang sering
dihubungkan dengan hal ini adalah pada lamanya berhubungan seks.
Kalau melihat cerita dan menonton video, maka pasti kita disajikan suatu
aktifitas seks yang memakan waktu sampai sekitar 60 menit.
Cerita-cerita dewasa tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga
menunjukkan sisi maskulinitas laki-laki yang ditunjukkan dengan
panjangnya waktu berhubungan seks. Selalu diceritakan dalam
cerita-cerita tersebut kalau si wanita sampai kewalahan mendapatkan
orgasme yang berkali-kali. Walaupun bisa terjadi namun kelihatan sekali
cerita-cerita itu dilebih-lebihkan. Belum lagi masalah ukuran alat
kelamin yang terkadang juga sering menjadi bahan cerita. Untuk urusan
ini akan diceritakan lain waktu.
Kembali ke masalah aktifitas seksual yang tergambar dalam cerita dan
video, hal ini membuat sebagian orang mempersepsikan hubungan seks harus
lama. Si wanita juga yang mungkin membaca cerita tersebut berharap si
laki-laki dapat bertahan lama (sayangnya terkadang ini hanya ada di
cerita saja). Di dalam pikiran si wanita, lamanya berhubungan seks pasti
akan meningkatkan kemungkinan mengalami orgasme. Padahal sebenarnya
tidak pernah ada penelitian yang mengatakan secara gamblang demikian.
Sebenarnya tidak menjadi masalah kalau si laki-laki maupun si wanita
menganggap cerita tersebut sebagai bagian dari fantasi saja. Menjadi
repot kalau mereka berusaha menjadikannya itu menjadi nyata. Kalau bisa
jadi kenyataan mungkin tidak masalah, namun pastinya banyak juga yang
tidak bisa
Berapa Lama ???
Waktu berhubungan seks sebenarnya tidak hanya dihitung sejak masuknya
penis ke liang vagina wanita atau istilahnya penetrasi. Hubungan seks
sudah dimulai sejak fase arousal yaitu fase saling merangsang di antara
kedua insan yang sedang ingin berhubungan seks ini. Sering kali didapati
bahwa fase arousal atau lebihs ering disebut pemanasan ini dilakukan
terburu-buru sehingga membuat pasangan terutama si wanita menjadi kurang
nyaman. Secara umum sudah diketahui bahwa pria lebih mudah terangsang
dibandingkan si wanita. Belum lagi faktor kejiwaan seperti dekatnya
hubungan dan faktor emosional saat itu mempengaruhi si wanita dalam
terangsang atau tidak. Kalau si laki-laki lebih mekanis, si wanita lebih
memakai perasaan.
Fase perangsangan ini seharusnya memang dilakukan agak lebih lama.
Kenali tempat-tempat erotis yang bisa membuat pasangan anda menjadi
lebih terangsang. KOndisi terangsang pada wanita yang sudah baik
membuatnya lebih mudah menjadi orgasme walaupun tanpa penetrasi.
Beberapa orang yang mau melakukan teknik oral seks dipersilahkan dalam
fase ini. Kebersihan haruslah dijaga dan keinginan masing-masing
pasangan harus juga diperhatikan. Ada beberapa pasangan terutama pria
yang enggan melakukan oral seks (cunilingus) terhadap wanitanya.
Sedangkan hamppir jarang laki-laki yang menolak oral seks (felatio) dari
pasangan wanitanya. Kondisi ini harus seimbang. Bukan dilakukan atas
keterpaksaan atau hanya karena ingin menuruti keinginan pasangan. Seks
antara pasangan bukan paksaan, karena kalau demikian namanya itu
pemerkosaan.
Setelah melakukan pemanasan, maka kondisi vagina yang sudah siap dan
penis yang sudah ereksi maksimal, bisa melanjutkan ke fase selanjutnya
yaitu fase penetrasi. Fase ini seringkali yang menjadi masalah. Si
laki-laki kurang maksimal ereksinya sehingga tidak bisa penetrasi, si
wanita kurang lubrikasi (baca : basah) vaginanya sehingga sulit
penetrasi. Selain itu kalau ternyata tidak ada masalah di bagian
tersebut, masalah yang datang menghadang adalah cepatnya si laki-laki
ejakulasi sehingga membuat sang wanita kecewa.
Lalu berapa lama memang yang dianggap normal ? Sebenarnya kalau
berdasarkan teori, ejakulasi dini adalah ketika ejakulasi terjadi
sebelum kepuasan yang diinginkan oleh kedua pasangan. Jadi bukan masalah
waktu, bukan masalah berapa kali tusukannya atau berapa puas si
wanitanya. Walaupun secara praktek bila ditanyakan pasien berapa banyak
dorongan keluar masuk yang diharapkan sebelum disebut ejakulasi dini,
biasanya saya menjawab sekitar 15-20 kali. DI bawah itu artinya
mengalami ejakulasi dini.
Inti yang harus diperhatikan adalah kepuasan kedua pasangan. Bukan
tentang lamanya dan apakah orgasme dicapai atau tidak. Kepuasan tidak
identik dengan orgasme. Hal tersebut sangat pribadi dan berhubungan
dengan kejiwaan dan rasa cinta di antara kedua belah pihak.
Semoga bermanfaat
http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2010/11/25/seks-butuh-lama/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar